7 Fakta Menarik dari Candi Prambanan di Jogja
Candi Prambanan adalah Salah satu destinasi wisata yang menakjubkan di Yogyakarta. Terkenal sebagai kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, Candi Prambanan memiliki banyak fakta menarik yang membuatnya layak dikunjungi. Berikut adalah tujuh fakta menarik tentang Candi Prambanan yang mungkin belum Anda ketahui.
1. Nama Asli Candi Prambanan
Meskipun kita mengenalnya sebagai Candi Prambanan, nama asli dari candi ini adalah Siwagrha yang berarti Rumah Siwa. Nama ini tercantum dalam prasasti Siwagrha yang ditemukan di dekat candi, menunjukkan bahwa candi ini memang dibangun untuk menghormati Dewa Siwa. Nama ini juga menggambarkan peran penting Dewa Siwa dalam agama Hindu pada masa itu.
Penamaan candi ini dengan nama Siwagrha menunjukkan penghormatan yang besar kepada Dewa Siwa, yang dianggap sebagai dewa tertinggi dalam agama Hindu. Prasasti ini juga memberikan informasi berharga tentang sejarah dan budaya masyarakat Jawa pada masa itu. Selain itu, seiring berjalannya waktu, nama Siwagrha mulai jarang digunakan dan lebih dikenal dengan nama Prambanan. Nama Prambanan sendiri diambil dari nama desa di dekat candi.
2. Tempat Pemujaan Dewa Siwa Terbesar di Indonesia
Candi Prambanan adalah tempat pemujaan Dewa Siwa terbesar di Indonesia. Dengan tinggi 47 meter, Candi Siwa menjadi pusat dari kompleks candi, merepresentasikan keagungan dan kemegahan arsitektur Hindu kuno. Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan dan pemujaan kepada Dewa Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Struktur utamanya terdiri dari tiga candi besar untuk Trimurti; Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa.
Namun, Candi Siwa adalah yang terbesar dan paling menonjol, menunjukkan pentingnya pemujaan kepada Dewa Siwa pada masa itu. Di dalam Candi Siwa terdapat arca besar Dewa Siwa setinggi tiga meter yang menjadi pusat pemujaan. Detail relief dan hiasan pada candi mencerminkan keindahan seni Hindu. Dengan berbagai relief yang menggambarkan kisah-kisah dan mitologi Hindu, Candi Prambanan menjadi salah satu contoh terbaik dari arsitektur Hindu di Asia Tenggara.
3. Relief yang Mengisahkan Ramayana
Salah satu keunikan dari Candi Prambanan adalah relief-relief yang menghiasi dindingnya. Relief ini menceritakan kisah epik Ramayana, mulai dari sisi timur Candi Siwa dan berlanjut searah jarum jam hingga ke Candi Brahma. Kisah Ramayana ini diukir dengan sangat detail dan artistik, memberikan gambaran yang hidup tentang cerita epik tersebut. Melalui relief ini, pengunjung dapat mempelajari kisah Ramayana, termasuk tokoh-tokoh seperti Rama, Sinta, dan Hanoman.
Setiap relief menggambarkan adegan penting dalam cerita, mulai dari penculikan Sinta oleh Rahwana hingga pertarungan antara Rama dan Rahwana. Kisah Ramayana, yang berasal dari India, diadopsi dan diadaptasi dalam budaya Jawa, menunjukkan hubungan yang erat antara kedua wilayah ini. Relief ini juga menjadi bukti keahlian seniman Jawa dalam mengukir batu dan menyampaikan cerita melalui seni pahat.
4. Puncak Candi yang Mirip Mahkota
Puncak Candi Prambanan berbentuk seperti mahkota yang disebut Puncak Mastaka. Bentuk ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol dari halilintar yang melambangkan kekuatan dan kemuliaan. Puncak Mastaka ini menjadi ciri khas dari candi di Jogja ini dan menambah keindahan serta keanggunan arsitektur candi.
Desain Puncak Mastaka ini juga mencerminkan filosofi Hindu tentang alam semesta. Dalam kepercayaan Hindu, puncak candi dianggap sebagai tempat tinggal para dewa dan sebagai penghubung antara dunia manusia dan dunia dewa. Selain itu, Puncak Mastaka juga memiliki fungsi sebagai penutup atas candi untuk melindungi struktur di bawahnya dari hujan dan cuaca ekstrem.
5. Mitos Dibangun dalam Semalam
Ada legenda yang menyebutkan bahwa Candi Prambanan dibangun dalam satu malam oleh Bandung Bondowoso. Menurut mitos, Bandung Bondowoso, seorang pangeran yang jatuh cinta pada Roro Jonggrang, harus memenuhi syarat Roro Jonggrang untuk membangun seribu candi dalam satu malam agar bisa menikahinya. Namun, karena trik yang dilakukan oleh Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso gagal menyelesaikan tugasnya, dan hanya berhasil membangun 999 candi.
Walaupun menarik, legenda ini tidak sesuai dengan fakta sejarah. Berdasarkan prasasti Siwagrha, pembangunan candi ini dilakukan oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya pada abad ke-9 dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Proses pembangunan ini melibatkan banyak pekerja dan ahli seni pahat yang bekerja sama untuk menciptakan candi yang megah dan indah. Mitos ini, meskipun tidak benar, menambah daya tarik masyarakat dan pengunjung.
6. Kompleks Candi dengan 240 Bangunan
Kompleks Candi Prambanan terdiri dari 240 candi dengan berbagai ukuran, yang menjadikannya sebagai salah satu kompleks candi terbesar di Asia Tenggara. Candi-candi ini dikelompokkan dalam tiga zona, yaitu zona utama, zona tengah, dan zona luar. Zona utama terdiri dari delapan candi besar, termasuk Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu, serta candi-candi kecil di sekitarnya.
Di zona tengah terdapat candi-candi perwara yang lebih kecil yang berfungsi sebagai pendukung bagi candi utama. Sedangkan di zona luar terdapat lebih banyak candi-candi kecil yang tersebar di area yang lebih luas. Keberadaan 240 candi dan masing-masing candi memiliki desain dan detail yang unik, menunjukkan keahlian tinggi dalam arsitektur dan seni pahat.
7. Situs Warisan Dunia UNESCO
Pada tahun 1991, Candi Prambanan dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Candi yang terletak di Jogja ini tidak hanya menjadi ikon budaya Indonesia, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia. Pengakuan UNESCO ini membantu melestarikan candi dan mempromosikan pentingnya situs ini sebagai warisan budaya dunia.
Dengan status sebagai Situs Warisan Dunia, candi ini mendapatkan perlindungan dan perhatian yang lebih besar dari pemerintah dan komunitas internasional. Ini termasuk upaya konservasi dan restorasi untuk menjaga keaslian dan keindahan candi. Berbagai program edukasi dan penelitian juga dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang sejarah dan budaya yang terkait dengan candi ini. Pengakuan UNESCO juga meningkatkan popularitasnya sebagai destinasi wisata.
Bagi para pecinta sejarah dan budaya, mengunjungi Candi Prambanan adalah sebuah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Selain itu, pemandangan di sekitar candi juga sangat indah.