8 Mitos di Jogja yang Terkenal di Masyarakat, Berani Ngelakuin Lur?
Yogyakarta, selain dikenal dengan keindahan sejarahnya, juga memiliki sejumlah tempat yang dianggap angker dan dipenuhi mitos. Ternyata, salah satu tempat angker ini berada di dalam kampus yang sangat terkenal di kalangan masyarakat.
Keberadaan tempat-tempat angker di Jogja ini didasari oleh kisah-kisah yang dialami oleh orang-orang yang melihat atau bahkan merasakan sendiri kehadiran makhluk halus. Selain itu, keberadaan tempat-tempat angker juga dipengaruhi oleh kejadian-kejadian masa lalu yang menciptakan aura misterius di sekitarnya.
Salah satu tempat angker yang cukup terkenal di Jogja terletak di Bundaran Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurut mitos yang beredar, dianjurkan untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan "Gugur Bunga" saat melintas di area tersebut. Konon, jika Kamu melakukannya, akan terdengar suara lain yang ikut menyanyikan lagu tersebut. Berikut adalah 8 pantangan dan mitos di Yogyakarta:
Pantangan dan Mitos di Yogyakarta
Yogyakarta, sering disingkat sebagai Jogja, adalah salah satu destinasi wisata yang penuh dengan keindahan alam dan sejarah. Namun, selain keindahan alamnya, Yogyakarta juga terkenal dengan kisah-kisah mistis, pantangan, dan mitos-mitos yang melekat erat pada budaya dan kepercayaan masyarakat setempat. Berikut ini MasMin akan menjelajahi beberapa mitos dan pantangan yang unik di Yogyakarta.
Larangan Memakai Baju Berwarna Hijau di Pantai Yogyakarta
Salah satu mitos yang paling terkenal di Yogyakarta adalah larangan memakai baju berwarna hijau saat berkunjung ke pantai. Mitos ini berkaitan dengan legenda Nyi Roro Kidul, ratu laut dalam mitologi Jawa yang dipercayai memiliki kekuatan gaib. Konon, warna hijau adalah warna kerajaannya, dan memakai baju hijau di pantai dapat mengundang kemarahan Nyi Roro Kidul. Orang yang melanggar larangan ini dikatakan akan diseret oleh ombak pantai selatan, dan tak jarang terdengar cerita-cerita seram terkait dengan hal ini.
Pantai Parangtritis (sumber: paket wisata jogja)
Meskipun mitos ini mungkin terdengar aneh bagi beberapa orang, banyak yang mematuhi larangan ini sebagai tanda rasa hormat terhadap kepercayaan setempat. Selain itu, menghindari warna hijau saat berkunjung ke pantai juga bisa dianggap sebagai cara untuk menjaga alam dan lingkungan.
Larangan Memakai Batik Motif Garuda di Kraton Yogyakarta
Kraton Yogyakarta, istana kerajaan yang masih berfungsi hingga saat ini, adalah salah satu ikon budaya yang penting di kota ini. Saat ini, Kraton dapat dikunjungi oleh siapa saja, baik warga biasa maupun wisatawan. Namun, ada sebuah aturan yang harus diikuti oleh pengunjung, yaitu larangan memakai batik dengan motif garuda.
Kraton Yogyakarta (sumber: phinemo)
Mengapa ada larangan ini? Batik dengan motif garuda adalah busana khas Sri Sultan Hamengkubuwono, penguasa Kraton Yogyakarta. Dalam kepercayaan setempat, memakai busana ini di dalam Kraton dipercayai akan membawa sial atau celaka. Oleh karena itu, para pengunjung diminta untuk menghormati tradisi ini dan memilih busana lain saat berkunjung ke Kraton.
Larangan Bersama Pasangan Berkunjung ke Ratu Boko
Candi Ratu Boko adalah salah satu situs sejarah yang terletak di Yogyakarta. Meskipun situs ini memiliki pesona sejarah yang kuat, ada mitos yang mengelilinginya yang menarik perhatian banyak orang. Mitos ini berbicara tentang larangan membawa pasangan ke Candi Ratu Boko.
Candi Ratu Boko (sumber: idn times)
Menurut cerita, jika pasangan berkunjung ke situs ini, hubungan asmara mereka akan segera putus. Mitos ini mungkin menciptakan suasana misterius di sekitar situs, dan beberapa orang mungkin memilih untuk tidak menguji keberuntungan mereka dengan membawa pasangan ke sini.
Larangan Membawa Pasangan Berkunjung ke Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah salah satu situs warisan dunia yang luar biasa di Yogyakarta. Namun, di balik keindahannya, terdapat mitos yang berkaitan dengan larangan membawa pasangan saat berkunjung ke sini. Mitos ini berakar dari kisah cinta tragis antara Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang.
Candi Prambanan (sumber: idn times)
Konon, Bandung Bondowoso sangat mencintai Roro Jonggrang, tetapi Roro Jonggrang tidak mencintainya. Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi dalam semalam agar dia mau menikahinya. Namun, Roro Jonggrang berusaha menggagalkan upaya Bandung Bondowoso dengan memerintahkan para warga untuk membakar jerami dan membuat api besar.
Ketika Bandung Bondowoso mengetahui tindakan Roro Jonggrang, dia marah dan mengutuknya menjadi salah satu candi di Prambanan. Karena itulah, konon jika pasangan mengunjungi Candi Prambanan, hubungan mereka akan berakhir tragis seperti kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Ritual Masangin di Alun-Alun Kidul untuk Kebahagiaan Bersama Pasangan
Alun-Alun Kidul adalah salah satu tempat populer di Yogyakarta yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Di sini, Kamu akan menemukan sebuah ritual unik yang dikenal sebagai "Masangin." Ritual ini melibatkan berjalan di antara dua pohon beringin kembar dengan mata tertutup.
Alu Alun Kidul Jogja (sumber: idn times)
Mitos yang berkaitan dengan ritual ini adalah bahwa jika Kamu berhasil melewati berjalan di antara dua pohon beringin dengan mata tertutup, keinginanmu akan terkabul. Selain itu, orang yang mampu melewati ritual ini dianggap memiliki hati yang bersih dan tulus. Ritual Masangin ini sering kali dilakukan oleh pasangan yang ingin kebahagiaan dan kesetiaan dalam hubungan mereka.
Memeluk Tugu Jogja untuk Kembali ke Jogja
Tugu Yogyakarta, atau yang sering disebut Tugu Jogja, adalah salah satu ikon kota yang paling terkenal. Tugu ini telah berdiri selama berabad-abad dan memiliki sejarah yang kaya. Di sekitar tugu ini, terdapat mitos yang beredar bahwa siapa pun yang berfoto di dekat tugu ini dan memeluknya akan diberi kesempatan untuk kembali ke Yogyakarta.
Tugu Jogja (sumber: dreamstime)
Meskipun mitos ini mungkin terdengar tidak masuk akal, banyak wisatawan, baik lokal maupun asing, yang memilih untuk berpartisipasi dalam prosesi ini. Mereka menganggapnya sebagai cara yang menyenangkan untuk merayakan kunjungan mereka ke Yogyakarta.
Minum Air di Selokan Mataram untuk Kembali Berkunjung ke Jogja
Selokan Mataram adalah saluran air yang panjang yang melintasi beberapa daerah di Yogyakarta, terutama di sekitar tempat tinggal para mahasiswa.
Selokan Mataram (sumber: solopos)
Konon, jika Kamu minum air dari Selokan Mataram, Kamu akan memiliki kesempatan untuk kembali ke kota ini. Meskipun mitos ini mungkin terdengar aneh, beberapa orang percaya padanya dan bahkan mencoba melakukannya.
Berkunjung ke Taman Sari Bersama Pasangan untuk Keharmonisan yang Abadi
Taman Sari adalah kompleks bangunan yang dulunya digunakan oleh Sultan dan keluarganya untuk beristirahat, dan juga sebagai tempat untuk berkumpul dengan wanita-wanita pilihan Sultan.
Taman Sari (sumber: bobobox)
Karena latar belakang ini, terdapat mitos yang mengatakan bahwa pasangan yang berkunjung ke Taman Sari akan memiliki hubungan asmara yang langgeng hingga ke hari tua.
Meskipun semua pantangan dan mitos ini mungkin belum bisa dijelaskan secara ilmiah, mereka masih tetap dihormati dan diikuti oleh banyak orang. Bagi sebagian orang, ini adalah cara untuk menjaga tradisi dan menghormati kepercayaan nenek moyang mereka. Bagi yang lain, mitos-mitos ini menambahkan warna dan misteri pada pengalaman wisata mereka di Yogyakarta. Yang pasti, Jogja selalu menyimpan cerita-cerita misterius dan legenda-legenda yang membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata yang paling menarik di Indonesia.
Setelah Kamu selesai menjelajahi tempat-tempat angker yang mungkin meninggalkan kesan mendalam, saatnya untuk meredakan ketegangan dan menenangkan diri. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mencicipi Bakpia Kukus Tugu Jogja yang lezat. Bakpia Kukus Tugu Jogja adalah camilan tradisional khas Jogja yang terkenal dengan teksturnya yang lembut dan pasta kacang hijau yang manis di dalamnya. Setelah menggigit sepotong Bakpia Kukus, Kamu akan merasakan bagaimana teksturnya hampir mencair di mulut, memberikan sensasi lezat yang memanjakan lidah. Ini adalah cara yang sempurna untuk merayakan pengalaman Anda dan menghilangkan ketegangan setelah berkunjung ke tempat angker.