Apa Maksud dari Asian Value yang Ramai di Medsos?
Baru-baru ini, istilah Asian Value tengah ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya X (sebelumnya bernama Twitter). Tren ini berawal dari sebuah podcast YouTube dari channel Total Politik, di mana Arie Putra melontarkan istilah tersebut untuk menggambarkan nilai budaya politik di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Bagi mayoritas warganet yang menyaksikan podcast ini, istilah tersebut terdengar asing karena sangat jarang dibahas sebelumnya. Para pengguna X kemudian “menerjemahkan” kata tersebut untuk mendeskripsikan nilai-nilai dan perilaku masyarakat Asia yang unik dan lucu, khususnya di Indonesia. Berbagai gambar dan video yang menggambarkan perilaku unik masyarakat Asia kemudian banyak diunggah oleh warganet. Terpantau, terdapat lebih dari 110 ribu tweet yang menggunakan istilah Asian Value membuatnya menjadi trending topic di X. Namun, apa sebenarnya makna dari istilah tersebut, dan apakah memang merupakan istilah yang baru? Mari kita bahas lebih lanjut.
Makna Sebenarnya
(sumber foto: www.www.brilio.net)
Banyak warganet yang memplesetkan istilah ini untuk menggambarkan perilaku-perilaku unik (nyeleneh) dari masyarakat Asia, khususnya Indonesia. Namun sebenarnya, istilah ini memiliki arti yang lebih serius. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Asian Value memiliki arti "nilai-nilai Asia". Dengan maknanya tersebut, tidak heran bahwa banyak yang mendefinisikannya sebagai nilai/kebiasaan masyarakat Asia seperti makan mie instan dengan nasi, kerokan, teknik mengukur air dengan jari ketika memasak nasi, ibu-ibu yang gosip ketika belanja sayur, makan dengan tangan dan sebagainya. Namun sebenarnya, istilah ini memiliki makna yang lebih dalam dan serius.
Istilah Asian Value sebenarnya telah ada sejak tahun 1990-an, dimana istilah ini menggambarkan tentang ideologi politik negara-negara di Asia Tenggara dan Timur yang didasari atas berbagai nilai dan elemen kehidupan masyarakat Asia, budaya yang berkembang, serta sejarah yang telah mereka lalui. Hal tersebut menciptakan konsep yang berbeda dari nilai-nilai negara barat yang cenderung individualis dan kapitalis. Para penganut konsep ini percaya, bahwa sistem pemerintahan yang baik adalah otoriter, karena mampu menjaga kestabilan sosial, hierarki, dan menciptakan kemajuan ekonomi kolektif.
Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Konsep Asian Value
Memahami makna sebenarnya dari istilah ini, cukup mengagetkan bukan, bahwa sesuatu yang banyak digunakan sebagai bahan candaan para warganet nyatanya memiliki makna yang sangat serius dan berhubungan dengan dunia politik. Salah satu nilai utamanya adalah preferensi terhadap keharmonisan sosial, di mana masyarakat Asia lebih mengutamakan kedamaian dan kerukunan dalam hubungan sosial mereka. Selain itu, terdapat kepedulian yang mendalam terhadap kesejahteraan sosial-ekonomi dan kesejahteraan kolektif masyarakat. Nilai ini menunjukkan bagaimana kesejahteraan individu dilihat sebagai bagian integral dari kesejahteraan seluruh komunitas.
Loyalitas dan rasa hormat terhadap figur otoritas juga menjadi bagian penting dari konsep ini. Masyarakat Asia cenderung menunjukkan penghormatan yang tinggi kepada pemimpin dan orang tua, yang mencerminkan struktur hierarkis dalam budaya mereka. Terakhir, konsep ini juga menekankan preferensi untuk kolektivisme dan komunitarianisme. Di sini, identitas individu seringkali dibentuk oleh hubungan mereka dengan komunitas, dan keputusan serta tindakan diambil dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap kelompok yang lebih besar.
Kontroversi dan Kritik
Meskipun disebut sebagai nilai yang dianut oleh masyarakat Asia, konsep Asian Value nyatanya tidak luput dari kritik. Banyak pihak, termasuk akademisi dan ahli, berpendapat bahwa nilai-nilai yang dianggap menggambarkan masyarakat Asia sebenarnya tidak sepenuhnya sesuai. Nilai-nilai seperti otoritarianisme yang terkendali, hierarki yang kuat, serta penekanan pada stabilitas sosial dapat ditemukan dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Kritik pertama mengenai konsep ini adalah mengenai universalitas nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai pada konsep ini sering bertentangan dengan nilai universal seperti hak asasi manusia, kebebasan individu, dan demokrasi.
Kritik kedua menyatakan bahwa Asian Value justru sering dimanfaatkan sebagai alat politik untuk mempertahankan sistem politik dinasti. Ini dapat mengaburkan atau mengabaikan kebutuhan akan reformasi demokratis dan perlindungan hak asasi manusia. Selain itu, terdapat pertentangan internal di dalam masyarakat Asia sendiri, yang memiliki variasi sistem dan budaya dari berbagai suku dan ras.
Akademisi juga menganggap bahwa ide tentang Asian Value tidak memiliki landasan empiris yang kuat dan cenderung sentralistis atau stereotip. Budaya dan nilai-nilai dalam setiap masyarakat adalah kompleks dan berubah seiring waktu. Menggeneralisasi nilai-nilai ini dapat menyesatkan. Terlebih, globalisasi telah membawa perubahan signifikan ke negara-negara Asia, mempengaruhi cara orang dalam melihat realitas dan cara bermasyarakat.
Asian Value di Indonesia
Sebagai salah satu negara Asia Tenggara yang memiliki nilai, budaya, dan sejarah yang panjang, Indonesia menjadi salah satu negara yang dianggap menganut konsep Asian Value. Ini mencakup berbagai aspek budaya, sosial, dan moral yang diwariskan dari generasi ke generasi. Berikut beberapa contoh nilai-nilai tersebut:
Keluarga dan solidaritas sosial: Keluarga di Indonesia dianggap sebagai pilar utama dalam masyarakat. Pentingnya menjaga hubungan keluarga yang harmonis dan saling mendukung merupakan nilai yang sangat dijunjung tinggi.
Religiusitas dan toleransi: Indonesia memiliki keragaman agama dan keyakinan yang dihormati. Toleransi antar agama dan sikap saling menghormati perbedaan keyakinan merupakan nilai yang sangat ditekankan.
Gotong royong dan kehidupan berkomunitas: Konsep gotong royong atau kerja sama kolektif untuk kepentingan bersama sangat ditekankan di Indonesia. Ini tercermin dalam tradisi gotong royong dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kegiatan seperti membersihkan lingkungan atau membangun infrastruktur lokal.
Penghormatan terhadap otoritas dan hierarki: Penghormatan terhadap orang yang lebih tua, figur otoritas, dan struktur hierarki masih dianggap penting dalam budaya Indonesia.
Budaya etika dan sopan santun: Norma-norma etika dan sopan santun, seperti berbicara dengan hormat kepada orang yang lebih tua atau menggunakan bahasa yang sopan, juga merupakan nilai yang diterapkan dalam interaksi sosial sehari-hari.
Fenomena istilah Asian Value yang Menjadi Guyonan di Indonesia
Sebuah kejadian yang sangat unik, dimana sebuah istilah tentang konsep kehidupan sosial-politik yang serius menjadi topik guyonan bagi warganet Indonesia adalah hal yang sangat menarik. Kejadian ini mungkin bisa menggambarkan Asian Value yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Namun, memahami makna sebenarnya dari istilah tersebut juga penting untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita, sehingga kita tidak hanya ikut arus tetapi juga memahami konteks yang lebih dalam.