Ingin Melihat Langsung Upacara Sekaten? Ini Tipsnya!
Wisata sering kali identik dengan keindahan alam yang memukau. Jika membayangkan tentang wisata ke suatu daerah, bayangan yang pertama kali muncul pasti wisata alam seperti pantai dan gunung, atau tempat wisata yang menyediakan berbagai wahana. Namun sebenarnya, tradisi budaya dari suatu daerah juga menjadi sebuah objek wisata yang tidak kalah menarik. Jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, menyaksikan upacara Sekaten adalah sebuah keharusan. Artikel ini akan memberikan informasi lengkap yang perlu Anda ketahui tentang Sekaten.
Sekilas Tentang Upacara Sekaten
Sekaten adalah tradisi warisan turun-temurun yang awalnya merupakan selamatan atau sesaji bagi arwah leluhur oleh para raja di Tanah Hindu. Namun seiring berjalannya waktu, upacara ini berkembang menjadi sarana penyebaran agama Islam melalui seni musik gamelan yang sangat digemari oleh masyarakat. Alunan gamelan yang digunakan untuk menggantikan rebana dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad membuatnya menambah nilai budaya Indonesia, tanpa kehilangan aspek religiusnya.
Upacara Sekaten adalah sebuah tradisi yang bersejarah di Jawa. Bermula sejak zaman Kesultanan Demak pada abad ke-15, tradisi ini terus diwariskan oleh Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Tujuan utama dari Sekaten adalah untuk menyebarkan ajaran Islam di kalangan masyarakat serta mengajak mereka untuk mendalami nilai-nilai agama. Di samping itu, upacara ini juga memiliki peran penting dalam melestarikan dan menghormati warisan budaya Jawa, memperkenalkannya kepada generasi muda dan dunia luar.
Terdapat beberapa pandangan mengenai asal-usul nama Sekaten. Sebagian berpendapat bahwa Sekaten berasal dari kata "sekati", yang merujuk pada perangkat gamelan pusaka Keraton yang dimainkan dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad. Pendapat lain menyebutkan bahwa "sekati" berasal dari kata "suka" dan "ati", yang berarti senang hati. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa kata Sekaten berasal dari "syahadatain", yang berarti dua kalimat syahadat.
Daya Tarik Sekaten
Upacara Sekaten menawarkan pengalaman kaya nilai historis, budaya, dan religius Indonesia. Selama seminggu penuh, acara Sekaten menampilkan berbagai pertunjukan seni tradisional seperti tarian, musik gamelan, dan pameran budaya. Masyarakat dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di alun-alun besar Yogyakarta dan Surakarta untuk merayakan kebersamaan dalam semangat religiusitas dan kekayaan budaya.
Menghadiri upacara Sekaten memungkinkan Anda untuk menyaksikan prosesi adat yang sarat makna, menikmati pertunjukan seni tradisional seperti tarian dan musik gamelan, serta mencicipi kuliner khas yang hanya tersedia selama perayaan ini. Selain sebagai ajang perayaan, ini juga kesempatan berharga untuk mendalami sejarah dan makna dari tradisi budaya Jawa yang telah bertahan hingga saat ini. Memberikan pengalaman wisata di Yogyakarta yang tidak bisa Anda temukan di tempat lain.
Tahapan Upacara Sekaten
Upacara Sekaten dilaksanakan selama tujuh hari, mulai tanggal 5 hingga 11 bulan Maulud atau Rabiul Awal. Tahap pertama dimulai dengan bunyi gamelan Sekaten sebagai tanda dimulainya upacara, dimainkan mulai pukul 16.00 hingga 23.00 WIB pada tanggal 5 Maulud. Selanjutnya, gamelan dipindahkan ke Pagongan di halaman Masjid Besar pada pukul 23.00 WIB.
Di Pagongan, gamelan Sekaten dimainkan siang dan malam, kecuali saat shalat dan hari Jumat. Pada tanggal 11 Mulud, Sri Sultan bersama pengiringnya hadir di serambi Masjid Besar untuk mendengarkan pembacaan riwayat kelahiran Nabi Muhammad, dari pukul 20.00 hingga 23.00 WIB. Upacara berakhir dengan dikembalikannya gamelan Sekaten ke Keraton Jogja.
Mempersiapkan Kedatangan
Untuk merayakan dan menghormati tradisi ini dengan sepenuh hati, persiapan yang teliti sangatlah penting. Pertama-tama, pastikan Anda memahami jadwal lengkap dan lokasi upacara. Upacara Sekaten berlangsung selama seminggu penuh dengan puncaknya pada malam Maulid Nabi. Mengetahui jadwal ini akan membantu Anda mengatur kunjungan dengan lebih baik. Dengan memahami waktu perayaan yang akan dilaksanakan, Anda bisa memilih tanggal yang tepat untuk merasakan suasana penuh makna dalam acara ini.
Berikutnya, rencanakan kedatangan Anda dengan matang. Karena popularitasnya yang besar, memesan akomodasi jauh-jauh hari sebelumnya sangat disarankan. Ini tidak hanya akan memberikan Anda kepastian tempat menginap yang nyaman, tetapi juga menghindarkan dari masalah mencari akomodasi saat dalam perjalanan. Dengan perencanaan lebih awal, Anda juga bisa mendapatkan tempat menginap yang dekat dengan lokasi perayaan, serta mengatur jadwal kunjungan ke tempat lain dengan lebih baik.
Menghadiri Upacara Sekaten
Saat menghadiri acara Sekaten, penting untuk memahami dan menghormati tradisi serta etika lokal yang sangat dijunjung tinggi. Upacara Sekaten bukan sekadar acara budaya, melainkan juga memiliki nilai religius yang mendalam bagi penduduk setempat. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan pakaian yang sopan dan layak. Hindarilah pakaian yang terlalu terbuka atau provokatif. Pastikan Anda mengenakan pakaian yang sesuai dengan norma-norma kebudayaan dan agama yang berlaku.
Penting juga untuk berperilaku dengan tenang dan menghormati tempat-tempat yang dianggap suci selama acara berlangsung. Ikutilah arahan dari panitia atau petugas yang berjaga di lokasi, dan hindari perilaku yang dapat mengganggu atau merusak suasana sakral. Dengan demikian, Anda tidak hanya menghargai tradisi yang telah dijaga secara turun-temurun.
(sumber foto: www.tirto.id)
Pantangan dalam Upacara Sekaten
Ada beberapa pantangan yang harus dipatuhi oleh para abdi dalem yang menabuh gamelan pusaka Kyai Sekati. Mereka dilarang melakukan hal-hal tercela, baik dalam perbuatan maupun perkataan. Para abdi dalem juga pantang melangkahi gamelan, menabuhnya sebelum menyucikan diri dengan berpuasa dan mandi jamas. Selain itu, gamelan tidak boleh dibunyikan pada malam Jumat dan Jumat siang sebelum waktu sholat Dhuhur. Pantangan-pantangan ini merupakan bagian dari kesakralan upacara Sekaten, yang bertujuan menjaga kehormatan dan kesucian prosesi tradisional ini.
Menikmati Kuliner Khas Upacara Sekaten
Selain rangkaian acara Sekaten yang menarik, terdapat beragam kuliner khas yang bisa Anda dinikmati selama perayaan. Anda juga bisa mencicipi berbagai jajanan tradisional seperti apem, lemper, dan berbagai jenis jajanan pasar lainnya yang tersedia di sekitar lokasi upacara. Tidak hanya itu, ada juga makanan khas Sekaten seperti nasi gurih dan jenang yang merupakan hidangan wajib selama acara ini.
Menikmati kuliner khas Sekaten selama pertunjukan akan membuat Anda bisa merasakan suasana dan tradisi budaya Jawa secara lebih mendalam. Ini akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan dalam perjalanan wisata Anda.
Jika Anda berencana menyaksikan tradisi Sekaten di Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk membawa pulang oleh-oleh khas kota ini. Salah satu yang wajib Anda coba adalah Bakpia Tugu. Dengan cita rasa autentik dan kualitas yang terjaga, Bakpia Tugu menjadi pilihan sempurna sebagai buah tangan untuk keluarga dan teman. Menikmati bakpia sambil mengenang kehangatan dan kemeriahan upacara Sekaten tentu akan menjadi kenangan manis tersendiri. Jadi, pastikan kunjungan Anda ke Yogyakarta semakin lengkap dengan membawa pulang Bakpia Tugu yang lezat.