Mengenal Sumbu Kosmologis Yogyakarta: Warisan Budaya UNESCO yang Menyimpan Filosofi Mendalam
UNESCO, sebuah badan PBB yang dikenal sebagai pelindung dan pemelihara warisan budaya dunia, telah mengumumkan penambahan baru dalam daftar situs warisan budaya mereka yang berharga. Salah satu tambahan terbaru yang membanggakan adalah Sumbu Kosmologis Yogyakarta, yang telah resmi diakui sebagai bagian dari warisan budaya dunia Indonesia. Keputusan ini diambil dalam Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee (WHC) yang diadakan di Riyadh, Arab Saudi, yang diadakan pada malam waktu Indonesia.
Sumbu Kosmologis Yogyakarta (sumber: kompas.com)
Mengenal Sumbu Kosmologis Yogyakarta
Sumbu Kosmologis adalah konsep budaya Jawa yang mencerminkan tata letak geografis kota Yogyakarta dan Surakarta (Solo) beserta sekitarnya. Konsep ini juga dikenal dengan sebutan "Jaladwara" atau "Jaladwara Ratu Boko," yang mengacu pada jalur spiritual yang menghubungkan Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.
Sumbu Kosmologis merupakan representasi dari pemahaman kosmologi dan filosofi Jawa yang mendalam. Ini adalah suatu cara untuk mengatur tata ruang dan aktivitas budaya yang mencerminkan hubungan antara manusia, alam semesta, dan alam bawah sadar.
Makna dan Simbolisme
Kedamaian dan Keseimbangan: Sumbu Kosmologis mewakili gagasan tentang keseimbangan antara alam bawah sadar, dunia fisik, dan alam semesta. Ini adalah refleksi dari filosofi Jawa yang mengutamakan keharmonisan dan kedamaian dalam hidup.
Keraton Yogyakarta: Di ujung selatan Sumbu Kosmologis terletak Keraton Yogyakarta, istana kerajaan yang menjadi pusat kebudayaan dan kekuasaan di Yogyakarta. Lokasi ini melambangkan kekuasaan dan otoritas dalam tatanan sosial Jawa.
Keraton Surakarta: Di ujung utara Sumbu Kosmologis terletak Keraton Surakarta, yang memiliki peran serupa dengan Keraton Yogyakarta. Keraton Surakarta juga merupakan pusat kebudayaan dan spiritual di daerah tersebut.
Candi Prambanan: Sumbu Kosmologis juga mencakup kompleks Candi Prambanan yang terkenal. Candi ini adalah situs Hindu yang penting dan merupakan simbol penting dalam konteks kosmologi Jawa.
Gunung Merapi: Gunung Merapi, gunung berapi yang aktif di sebelah utara Yogyakarta, juga dianggap sebagai bagian dari Sumbu Kosmologis. Gunung ini dihormati sebagai manifestasi alam semesta yang kuat dan penuh energi.
Pengaruh dalam Budaya
Sumbu Kosmologis memiliki pengaruh yang kuat dalam berbagai aspek budaya di Yogyakarta. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk seni, arsitektur, tata letak kota, dan upacara keagamaan.
Seni: Seni tradisional Jawa, seperti wayang kulit dan tari Jawa, sering kali mencerminkan konsep Sumbu Kosmologis dalam cerita dan pertunjukan mereka. Ini menguatkan koneksi antara seni dan filosofi budaya.
Arsitektur: Bangunan-bangunan bersejarah di Yogyakarta, terutama istana kerajaan dan candi, sering kali mengikuti tata letak yang mengikuti Sumbu Kosmologis. Ini menciptakan harmoni dalam desain arsitektur dan lingkungan.
Upacara Keagamaan: Sumbu Kosmologis juga memiliki peran penting dalam upacara keagamaan di Yogyakarta. Acara-acara keagamaan sering kali diadakan di tempat-tempat yang terletak di sepanjang sumbu ini, menunjukkan pentingnya konsep ini dalam ritual keagamaan.
Sumbu Kosmologis Yogyakarta (sumber: kemenparekraf.go.id)
Pemenuhan Kriteria UNESCO
Pemilihan Sumbu Kosmologis Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia berdasarkan pemenuhan sejumlah kriteria yang telah ditetapkan oleh UNESCO. Kriteria ini mencakup:
Pertukaran Nilai dan Gagasan Penting:
Sumbu Kosmologis Yogyakarta adalah tempat di mana terjadi pertukaran nilai dan gagasan penting antara berbagai sistem kepercayaan. Wilayah ini menjadi saksi dari pertemuan berbagai agama dan kepercayaan, seperti animisme, Hindu, Buddha, Islam Sufi, dan pengaruh dari Barat. Ini mencerminkan keragaman budaya dan nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang selama berabad-abad di Yogyakarta.
Kesaksian Terhadap Peradaban Jawa:
Sumbu Kosmologis Yogyakarta juga memberikan kesaksian yang luar biasa terhadap peradaban Jawa. Ini adalah tempat di mana tradisi budaya Jawa hidup dan berkembang setelah abad ke-18. Sumbu ini mencerminkan bagaimana masyarakat Jawa telah mempertahankan kearifan lokal mereka sambil menerima pengaruh dari luar.
Konsep Ketuhanan dan Keseimbangan:
Filosofi di balik Sumbu Kosmologis Yogyakarta adalah konsep ketuhanan yang melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, maupun manusia dengan alam. Ini adalah konsep yang sangat mendalam yang mencerminkan pemahaman mendalam tentang keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan.
Relevansi dan Signifikansi
Keputusan UNESCO untuk memasukkan Sumbu Kosmologis Yogyakarta ke dalam daftar warisan budaya dunia sangat signifikan. Hal ini tidak hanya mengakui pentingnya warisan budaya Indonesia, tetapi juga menyoroti betapa beragamnya budaya dan keyakinan yang dapat hidup berdampingan dalam harmoni.
Selain itu, pengakuan ini juga membuka pintu bagi perlindungan, pelestarian, dan promosi lebih lanjut terhadap Sumbu Kosmologis Yogyakarta. Hal ini akan membantu menjaga integritas situs ini untuk generasi mendatang dan memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya terus dihormati dan diapresiasi.
Sumbu Kosmologis Yogyakarta (sumber: kompas.com)
Sumbu Kosmologis Yogyakarta dalam Konteks Global
Pengakuan Sumbu Kosmologis Yogyakarta oleh UNESCO juga menunjukkan bagaimana nilai-nilai lokal dan filosofi kehidupan yang terkandung dalam warisan budaya dapat memiliki relevansi yang luas. Konsep keseimbangan, harmoni, dan pertukaran nilai-nilai penting adalah hal-hal yang dapat diapresiasi dan diadopsi oleh masyarakat di seluruh dunia.
Hal ini juga memicu minat global terhadap Yogyakarta sebagai tujuan wisata budaya. Kunjungan ke situs ini dapat menjadi pengalaman mendalam yang menginspirasi dan mengedukasi, memungkinkan pengunjung untuk memahami lebih baik keragaman budaya Indonesia dan betapa pentingnya menjaga keberagaman ini.
Penetapan Sumbu Kosmologis Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO adalah tonggak penting dalam sejarah pelestarian warisan budaya Indonesia. Hal ini mengakui pentingnya konsep filosofis yang mendalam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Keputusan ini juga mempromosikan pemahaman tentang harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan sebagai nilai-nilai universal yang dapat dihargai oleh seluruh umat manusia. Dengan demikian, Sumbu Kosmologis Yogyakarta tidak hanya menjadi warisan budaya Indonesia, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya dunia yang lebih luas.
Selain sumbu kosmologis, Bakpia Kukus Tugu Jogja juga suatu hal yang tak boleh dilewatkan jika berkunjung ke kota budaya ini. Bakpia adalah camilan tradisional Indonesia yang kini sangat populer di berbagai varian rasa. Dalam bahasa Hokkian, "bak" berarti daging, dan "pia" berarti kue. Bakpia adalah kue kecil berbentuk bulat yang biasanya berisi pasta kacang hijau manis, meski ada juga varian rasa lain, seperti cokelat, keju, dan masih banyak lagi.
Bakpia kukus Tugu Jogja menjadi populer karena rasa autentiknya dan terbuat dengan cinta oleh para pengrajin lokal. Kue ini berbeda dari bakpia biasa karena metodenya. Bakpia kukus memiliki tekstur yang lebih lembut dan menawarkan pengalaman kuliner yang unik.
Bakpia ini tersedia dalam berbagai varian rasa yang menggoda, sehingga Kamu dapat memilih sesuai seleramu. Jadi, selama Kamu menjelajahi keajaiban kota Jogja, pastikan untuk mencicipi bakpia kukus yang menggugah selera.