• Experience
  • ·
  • 12 Oct 2023

Sumpah Pemuda Sejarah Persatuan dan Kemerdekaan Indonesia: Latar Belakang & Fakta Menariknya

Sumpah Pemuda adalah salah satu peristiwa bersejarah yang tak terlupakan dalam perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. Terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda menjadi simbol semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam menghadapi masa kolonialisme yang berat. Peristiwa ini menggalang pemuda-pemuda dari berbagai daerah dan latar belakang untuk bersatu dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu Sumpah Pemuda, latar belakangnya, dan dampaknya terhadap bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda (sumber: surakarta.go.id)

Latar Belakang Sumpah Pemuda

Pada awal abad ke-20, Indonesia masih berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda yang telah berlangsung selama beberapa abad. Di bawah pemerintahan kolonial tersebut, Indonesia mengalami penindasan politik, ekonomi, dan sosial yang parah. Pemuda-pemuda Indonesia mulai menyadari pentingnya persatuan dalam menghadapi penjajahan ini.


Pada tahun 1928, sebuah kongres pemuda diadakan di Jakarta. Pemuda-pemuda dari berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan Jong Batak berkumpul untuk membahas nasib bangsa dan mempertimbangkan langkah-langkah untuk meraih kemerdekaan. Terdapat perasaan kuat bahwa persatuan adalah kunci untuk mencapai kemerdekaan.


Kongres Pemuda II dan Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda II berlangsung pada tanggal 28 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) di Jakarta. Lebih dari 100 pemuda perwakilan dari seluruh nusantara berkumpul dalam acara ini. Mereka memiliki tekad kuat untuk menegaskan persatuan dan perjuangan bersama sebagai satu bangsa.


Dalam sidang pleno Kongres Pemuda II, tiga butir sumpah diumumkan dan diakui oleh seluruh peserta kongres. Isi sumpah tersebut adalah:


  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Artinya: Kami, anak-anak Indonesia, bersumpah bahwa kami memiliki satu darah, yaitu darah Indonesia, dan bahwa kami berkomitmen untuk melindungi dan memperjuangkan tanah air Indonesia.


  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Artinya: Kami, anak-anak Indonesia, menyatakan bahwa kami adalah satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia, dan bahwa kami bersatu untuk mencapai cita-cita bersama.


  1. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Artinya: Kami, anak-anak Indonesia, berkomitmen untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang menyatukan kita semua.


Sumpah Pemuda ini mencerminkan tekad untuk bersatu, bekerja sama, dan berjuang bersama demi kemerdekaan Indonesia, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau budaya. Sumpah ini juga mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang menggantikan bahasa Belanda yang sebelumnya digunakan oleh pemerintah kolonial.

Sumpah Pemuda (sumber: kompas.com)

Dampak dan Signifikansi Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda memiliki dampak yang sangat besar pada perjalanan sejarah Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak dan signifikansinya:


  1. Semangat Persatuan

Sumpah Pemuda memperkuat semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pemuda-pemuda dari berbagai daerah dan latar belakang bersatu dalam tekad yang kuat untuk mencapai kemerdekaan.


  1. Penggunaan Bahasa Indonesia

Sumpah Pemuda mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang digunakan dalam semua aspek kehidupan nasional. Hal ini membantu mengatasi perpecahan yang disebabkan oleh beragam bahasa daerah di Indonesia.


  1. Inspirasi untuk Perjuangan

Sumpah Pemuda menjadi sumber inspirasi bagi generasi-generasi berikutnya dalam perjuangan melawan penjajahan. Para pemuda yang terinspirasi oleh sumpah ini aktif terlibat dalam pergerakan kemerdekaan.


  1. Hari Sumpah Pemuda

Setiap tahun pada tanggal 28 Oktober, Indonesia merayakan Hari Sumpah Pemuda sebagai penghormatan terhadap semangat persatuan dan kemerdekaan yang diwakili oleh sumpah tersebut. Ini adalah hari libur nasional di Indonesia.


  1. Momen Bersejarah

Sumpah Pemuda dianggap sebagai salah satu momen paling bersejarah dalam sejarah Indonesia. Ini adalah peristiwa penting yang menandai langkah awal menuju kemerdekaan.


Sumpah Pemuda adalah cerminan dari semangat perjuangan dan persatuan yang kuat di kalangan pemuda Indonesia. Peristiwa ini telah memberikan fondasi yang kokoh bagi kemerdekaan Indonesia yang akhirnya diperoleh pada tahun 1945. Sumpah Pemuda adalah pengingat bahwa dengan persatuan dan tekad yang kuat, bangsa Indonesia dapat mengatasi segala rintangan untuk meraih kemerdekaan dan kebebasan.


Fakta Menarik Tentang Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah penting dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 28 Oktober 1928 dan menandai semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam menghadapi masa penjajahan Belanda. Namun, terdapat sejumlah fakta menarik seputar Sumpah Pemuda yang mungkin belum banyak diketahui. Mari kita kupas fakta-fakta tersebut.


  1. Awalnya Tidak Memiliki Nama "Sumpah Pemuda

Saat kongres berlangsung, rumusan yang ditulis oleh Mohammad Yamin tidak disebut sebagai Sumpah Pemuda. Istilah "Sumpah Pemuda" muncul beberapa hari setelah kongres berakhir. Namun, peringatan Sumpah Pemuda tetap berdasarkan tanggal pembacaan ikrar, yaitu 28 Oktober.


  1. Pembukaan Acara di Gereja

Pembukaan Kongres Pemuda II berlangsung di Khatolieke Jongenlingen-Bond, Kompleks Katedral Jakarta, pada tanggal 27 Oktober 1928. Pemilihan gereja sebagai tempat pembukaan dipengaruhi oleh ketersediaan aula yang cukup besar untuk menampung ratusan peserta.


  1. Persiapan Dilakukan 2 Tahun Sebelumnya

Isi Sumpah Pemuda sebenarnya sudah mulai dirumuskan saat resolusi Kongres Pemuda I pada tanggal 2 Mei 1926. Resolusi tersebut berisi tiga klausul, di antaranya mengenai persatuan bangsa dan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Hanya poin terakhir yang menjadi kontroversi.


  1. Menggunakan Peci Sebagai Identitas

Peci, yang kemudian dikenal sebagai identitas pergerakan nasional, banyak dipakai oleh peserta Kongres Pemuda II. Namun, karena peci masih langka di Hindia-Belanda pada saat itu, sebagian peserta menggunting pinggiran topi Eropa mereka agar menyerupai peci.


  1. Bahasa Belanda Mendominasi

Pada saat kongres berlangsung, bahasa Belanda masih mendominasi pembicaraan. Beberapa pembicara menggunakan bahasa Belanda, termasuk Siti Soendari yang menyampaikan pidatonya dalam bahasa Belanda. Notulen rapat kongres juga ditulis dalam bahasa Belanda. Namun, Mohammad Yamin berperan sebagai Sekretaris Sidang dan mampu menerjemahkan pidato dan kesepakatan sidang ke dalam bahasa Melayu.


  1. Lagu Indonesia Raya Tanpa Syair

Kongres Pemuda dihadiri oleh Wage Roedolf Soepratman, pencipta lagu Indonesia Raya yang semula berjudul 'Indonesia.' Namun, karena kongres dijaga ketat oleh polisi Belanda, yang mengkhawatirkan penggunaan kata "Indonesia" dan "Merdeka" dalam syair lagu akan memicu pembubaran kongres, WR Supratman hanya memainkan lagu tersebut dengan iringan biola tanpa syair. Ini adalah kali pertama lagu Indonesia Raya dibawakan oleh penciptanya.


  1. Hanya 6 Perempuan yang Ikut Kongres

Peran perempuan dalam Kongres Pemuda II tidak begitu menonjol. Dari sekitar 700 peserta yang hadir, hanya ada enam peserta perempuan. Hanya tiga di antaranya yang menyampaikan pidatonya dalam kongres.


  1. Naskah Sumpah Pemuda Ditulis oleh Satu Orang

Mohammad Yamin, yang menjabat sebagai Sekretaris dalam kongres, bertugas merumuskan naskah Ikrar Pemuda. Rumusan ini dihasilkan setelah diskusi panjang dengan utusan dari berbagai daerah. Yamin dengan cepat merumuskan naskah tersebut dan menyerahkannya kepada kepala kongres, Soegondo Djojopoespito, yang membacakan naskah tersebut di hadapan semua peserta dan kemudian disahkan sebagai Sumpah Pemuda.


  1. Tidak Boleh Menggunakan Kata "Merdeka

Kongres Pemuda II dijaga ketat oleh polisi Belanda, dan peserta dilarang menggunakan kata "merdeka" karena kata tersebut dianggap "terlarang" pada saat itu. Meski begitu, peserta berhasil merumuskan Ikrar atau Sumpah Pemuda sebagai bentuk perjuangan kemerdekaan, meskipun tanpa kata "merdeka." Larangan penggunaan kata "merdeka" juga menjadi alasan lagu Indonesia Raya hanya dibawakan dengan iringan biola.


  1. Rumah Kongres Menjadi Museum Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda II diadakan di sebuah rumah di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat. Pada tahun 1972, rumah ini dijadikan cagar budaya dan Museum Sumpah Pemuda. Museum ini dapat dikunjungi hingga saat ini untuk memahami sejarah kemerdekaan Indonesia dan Sumpah Pemuda secara lebih mendalam.


Sumpah Pemuda adalah peristiwa bersejarah yang memberikan inspirasi dan semangat bagi bangsa Indonesia dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Meskipun saat itu banyak hambatan, pemuda-pemudi Indonesia berhasil bersatu dalam semangat persatuan dan kesatuan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Peringatan Sumpah Pemuda setiap tahunnya menjadi pengingat akan pentingnya persatuan dalam meraih kemerdekaan dan membangun bangsa.