Wisata Diorama Arsip Jogja, Jendela Sejarah dan Kebudayaan Yogyakarta: Lokasi, Daya Tarik & Cara Reservasi
Kota Yogyakarta, dikenal sebagai kota pelajar, selalu hidup dan penuh dengan kejutan bagi para pengunjungnya. Di setiap sudutnya, Kamu dapat menemukan destinasi wisata yang unik dan bersejarah. Salah satu tempat yang layak dikunjungi adalah Diorama Arsip Jogja. Apa saja daya tariknya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Lokasi
Diorama Arsip Jogja terletak di Jl. Wonocatur, Banguntapan, Bantul. Lokasinya mudah dijangkau dan menyediakan fasilitas seperti area parkir, toilet, mushola, spot foto, dan pusat informasi bagi para pengunjung.
Wisata Diorama Arsip Jogja (sumber: kompasiana)
Daya Tarik
Diorama Arsip Jogja, yang dikelola oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, adalah upaya untuk memperkenalkan sejarah dan budaya Yogyakarta kepada generasi muda melalui pendekatan yang menarik. Museum ini menampilkan berbagai arsip yang berkaitan dengan sejarah panjang Yogyakarta, mulai dari era Panembahan Senopati hingga masa Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Diorama Arsip Jogja mengangkat beberapa periode sejarah Yogyakarta, termasuk Periode Mataram, Periode Kasultanan, Periode Perubahan dan Pergerakan, Periode Republik, dan Periode Reformasi. Dalam setiap periode tersebut, museum ini memamerkan arsip-arsip yang menggambarkan tokoh-tokoh dan peristiwa penting dalam sejarah Yogyakarta. Arsip-arsip ini bersumber dari koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, lembaga-lembaga arsip nasional dan swasta di dalam dan luar negeri, serta koleksi pribadi.
Yang membuat Diorama Arsip Jogja unik adalah cara penyajian arsipnya. Arsip-arsip tersebut terdiri dari teks, visual, lisan, dan sejarah lisan yang disusun dan ditafsirkan dengan cara yang kreatif. Diorama Arsip Jogja mengadopsi gaya penyajian yang informatif dan edukatif sambil menghibur pengunjung. Proses pembangunan diorama juga memanfaatkan teknologi terkini, termasuk teknologi hologram interaktif. Semua ini bertujuan agar pengunjung dapat memahami berbagai bentuk arsip dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah di Diorama Arsip Jogja.
Tak heran jika banyak pengunjung yang datang ke Diorama Arsip Jogja, bukan hanya untuk belajar, tetapi juga untuk mengeksplorasi, dan tentu saja, berfoto di dalamnya. Diorama Arsip Jogja adalah tempat yang memadukan hiburan dan edukasi, menciptakan pengalaman berharga yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya.
Wisata Diorama Arsip Jogja (sumber: jogja corner)
Diorama Arsip Jogja: Memvisualisasikan Lima Periode Sejarah Yogyakarta
Sejarah adalah jendela yang membuka cakrawala masa lalu, mengungkapkan kisah-kisah yang membentuk peradaban kita. Yogyakarta, salah satu kota bersejarah di Indonesia, memiliki lima periode bersejarah yang memperkaya pewarisan budaya dan tradisi mereka. Diorama Arsip Jogja adalah tempat di mana Kamu dapat memvisualisasikan lima periode sejarah ini melalui 18 ruangan yang menakjubkan. Mari kita mengulik setiap periode ini untuk lebih memahami pesona sejarah Yogyakarta.
Periode Mataram
Sejarah Mataram bangkit kembali dari abu Gunung Merapi setelah berabad-abad terkubur. Pada akhir abad ke-16, Ki Ageng Pemanahan diberikan Alas Mentaok oleh Hadiwijaya sebagai penghargaan atas jasanya kepada Pajang.
Di bawah kepemimpinan Sultan Agung, Mataram menghadapi tantangan besar. Meskipun dua kali gagal menaklukkan Benteng VOC di Batavia pada tahun 1627 dan 1629, kejayaan Mataram tidak pernah memudar. Konflik kepentingan dagang dan politik dengan VOC membuat Mataram terpecah belah.
Pangeran Mangkubumi akhirnya memimpin perlawanan terhadap perjanjian-perjanjian yang merugikan pihak Jawa. Inilah awal dari pertarungan yang akan mempengaruhi nasib Yogyakarta selamanya.
Periode Kesultanan
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan untuk mempertahankan kedaulatan Jawa. Melalui Perjanjian Giyanti, Pangeran Mangkubumi diakui sebagai Sultan Hamengku Buwono I. Kesultanan Yogyakarta tumbuh dan berkembang menjadi kerajaan yang dihormati. Sultan Hamengku Buwono I dan Hamengku Buwono II membangun struktur bangunan megah yang masih kita saksikan hingga hari ini.
Perusahaan dagang yang telah mendominasi wilayah ini digantikan oleh pemerintahan militer yang mencari cara baru untuk mengeksploitasi sumber daya alam Jawa. Kesultanan Yogyakarta menjadi pusat kebudayaan, seni, dan kebijaksanaan yang mengesankan.
Periode Perubahan dan Pergerakan
Setelah Perang Jawa berakhir, periode bersejarah ini menyaksikan masuknya teknologi industri ke Jawa. Pabrik-pabrik gula tumbuh subur, perkantoran modern, dan perkotaan berkembang pesat selama masa kolonialisme emas.
Profesi dokter Jawa, pekerja pabrik, dan pegawai rendahan muncul bersamaan dengan modernisasi kehidupan. Kaum terpelajar mulai mengeluarkan kritik terhadap kolonialisme yang menempatkan penduduk pribumi dalam posisi inferior.
Periode Republik
Saat dunia berada dalam gejolak, Sultan Hamengku Buwono VIII meninggal dunia. Pelantikan Sultan Hamengku Buwono IX terhambat oleh negosiasi yang sulit dengan Residen Yogyakarta, Lucien Adam. Namun, dua tahun setelah masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono IX dimulai, pemerintah kolonial Hindia Belanda menyerah kepada militer Jepang.
Ketika Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII dengan tegas mendukung pemerintahan Republik. Mereka bukan hanya mendukung, tetapi juga menjadi tuan rumah bagi Pemerintahan Republik.
Periode Reformasi
Yogyakarta sekali lagi menjadi pusat perhatian nasional saat Gerakan Reformasi 1998 meletus. Sultan Hamengku Buwono X menunjukkan kepemimpinan yang kuat selama periode ini. Di tengah pergolakan Reformasi di Yogyakarta, kharisma Sultan Hamengku Buwono X membantu menjaga keamanan kota.
Selain itu, Yogyakarta mendunia ketika gempa besar melanda kota pada tahun 2006. Pemerintah pusat dan berbagai negara di seluruh dunia memberikan bantuan besar-besaran untuk memulihkan Yogyakarta dari bencana ini.
Tiket Masuk
Untuk masuk ke Diorama Arsip Jogja, Kamu perlu membeli tiket. Berikut adalah informasi terbaru tentang harga tiket masuk:
Tiket Masuk Pelajar/Mahasiswa: Rp 20.000
Tiket Masuk Umum: Rp 30.000
Tiket Masuk Turis Mancanegara: Rp 100.000
Pembuatan Konten Vlog/Liputan/Video: Rp 250.000 per sesi
Pembayaran tiket dapat dilakukan saat Kamu tiba di museum.
Wisata Diorama Arsip Jogja (sumber: kompasiana)
Cara Reservasi & Pembelian Tiket
Penting untuk diingat bahwa Kamu perlu melakukan reservasi sebelum mengunjungi Diorama Arsip Jogja. Berikut adalah langkah-langkah cara melakukan reservasi:
Buka link registrasi yang tersedia.
Pilih kategori pengunjung, apakah Kamu datang secara individu atau kelompok.
Pilih tanggal kunjungan dan sesi kunjungan yang diinginkan.
Isi data diri Kamu, termasuk alamat email, nama lengkap, nomor telepon, dan alamat.
Kamu akan menerima sebuah kode yang akan digunakan saat check-in. E-ticket akan dikirimkan melalui email atau dapat diakses melalui menu yang disediakan.
Jam Buka & Sesi Kunjungan
Diorama Arsip Jogja buka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional. Berikut adalah jadwal sesi kunjungan terbaru:
Sesi Pagi:
Sesi 1: 09.20-10.50
Sesi 2: 09.40-11.10
Sesi 3: 10.00-11.30
Sesi 4: 10.20-11.50
Sesi Siang:
Sesi 1: 13.00-14.30
Sesi 2: 13.20-14.50
Sesi 3: 13.40-15.10
Sesi 4: 14.00-15.30
Cara Reservasi
Pengunjung Diorama Arsip Jogja diharuskan melakukan reservasi tiket terlebih dahulu sebelum berkunjung. Reservasi tiket dapat dilakukan secara online melalui situs web resmi mereka di https://arsipjogja.id/registrasi.php. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Buka laman registrasi yang telah disediakan.
Pilih kategori pengunjung, apakah Kamu datang sebagai individu atau kelompok.
Pilih tanggal kunjungan dan sesi atau jam kunjungan yang tersedia.
Isi data diri Kamu, termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan alamat email.
Setelah melengkapi data, Kamu akan menerima nomor tiket, passcode detail arsip, dan tautan untuk mencetak tiket. Tiket ini harus dibawa saat berkunjung ke Diorama Arsip Jogja.
Wisata ke Diorama Arsip Jogja menawarkan pengalaman yang informatif dan menghibur sekaligus. Museum ini adalah tempat yang sempurna untuk memahami lebih dalam sejarah dan budaya Yogyakarta. Dengan desain interior yang menakjubkan dan informasi yang disajikan dengan menarik, Diorama Arsip Jogja akan memberikanmu pengalaman berharga yang tak terlupakan. Jadi, jika Kamu merencanakan liburan ke Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Diorama Arsip Jogja dan mengeksplorasi kaya sejarah dan budaya kota ini.
Setelah puas berwisata di Diorama Arsip Jogja, jangan lupa untuk membawa pulang oleh-oleh khas Yogyakarta. lah satu oleh-oleh khas Yogyakarta yang paling populer adalah Bakpia Kukus Tugu Jogja. Bakpia adalah oleh-oleh khas Yogyakarta yang sudah dikenal oleh banyak orang. Dengan membawa pulang Bakpia Kukus Tugu Jogja, Kamu bisa menunjukkan bahwa Kamu pernah berkunjung ke Yogyakarta lurrr.