Jenis Parenting: Perbedaan dan Mana yang Terbaik Buat Balita
Sumber: Freepik
Semua orang tua pasti setuju bahwa gaya pengasuhan anak atau parenting style sangat penting untuk pertumbuhan buah hati mereka di masa depan. Pola pengasuhan yang tepat harus dilakukan sedini mungkin, yaitu ketika anak masih balita hingga ia tumbuh dewasa nantinya.
Lalu, bagaimana cara menerapkan parenting yang tepat untuk anak? Salah satunya adalah dengan memahami berbagai tipe atau jenis parenting yang ada. Menurut riset yang banyak dilakukan, jenis parenting ada 4 macam:
authoritarian (otoriter),
authoritative (otoritatif),
permissive (permisif),
uninvolved (tidak terlibat).
Yuk, simak perbedaan dari keempat macam tipe parenting tersebut dan mana yang terbaik buat balita Anda!
Authoritarian (otoriter)
Orang tua yang menerapkan parenting otoriter biasanya menerapkan berbagai macam peraturan yang harus diikuti oleh anaknya, tanpa pernah mendengarkan pendapat sang anak. Apabila anak melanggar, orang tua tidak segan memberikan hukuman.
Ini merupakan pola pengasuhan dimana orang tua sangat dominan dan bertindak layaknya diktator. Mereka tidak pernah menjelaskan alasan di balik setiap tindakan mereka. Orang tua yang otoriter menganggap semua yang mereka katakan dan ;pikirkan adalah benar.
Orang tua seperti ini juga tidak terlalu responsif terhadap segala sesuatu yang terjadi atau dirasakan anak. Mereka juga tidak memberikan ruang bagi anak untuk melakukan kesalahan dan memperbaiki diri.
Gaya parenting otoriter akan membawa sejumlah dampak bagi anak saat dewasa nanti. Anak akan cenderung bersikap agresif dan tidak segan berkonflik dengan orang lain. Selain itu, ada kemungkinan anak akan pandai berbohong karena terbiasa untuk menghindari hukuman dari orang tuanya.
Authoritative (otoritatif)
Mirip dengan gaya otoriter, orang tua yang otoritatif mengharapkan anak mereka untuk mengikuti segala peraturan. Hanya saja mereka lebih demokratis dan mau terbuka dengan pemikiran anak mereka. Orang tua seperti ini berekspektasi lebih pada anak-anak mereka, namun ketika anak gagal, mereka bisa dengan bijaksana memaafkan.
Gaya parenting ini disebut-sebut sebagai gaya parenting terbaik yang mencetak anak-anak yang sukses ketika dewasa. Anak yang diasuh dengan pola otoritatif memiliki rasa percaya diri tinggi dan leluasa menyampaikan pendapat. Mereka terbiasa melihat kelebihan dan kekurangan dari segala hal dan menghitung risiko dari setiap keputusan yang akan mereka buat.
Permissive (permisif)
Berbanding terbalik dengan orang tua yang otoriter, orang tua permisif justru sangat longgar pada anak-anak mereka. Orang tua permisif selalu beranggapan bahwa “anak-anak adalah anak-anak.” Sehingga mereka sangat mudah memaafkan kesalahan anak. Meskipun orang tua permisif juga memberikan hukuman, namun biasanya hal tersebut tidak bertahan lama.
Namun sisi positifnya adalah, orang tua yang mengadopsi gaya parenting permisif memposisikan diri mereka sebagai teman dari anak-anaknya. Mereka selalu mendorong anak-anak untuk membicarakan permasalah yang sedang dihadapi. Dampak dari pengasuhan ini adalah prestasi dan kemampuan akademik anak-anak yang biasanya tidak begitu bagus, karena orang tua yang cenderung membebaskan.
Uninvolved (tidak terlibat)
Terakhir adalah tipe parenting uninvolved, dimana orang tua tidak terlibat dalam pengasuhan anak dan cenderung membiarkan anak. Orang tua seperti ini sangat jarang berkomunikasi dengan anak-anak mereka, meskipun mereka masih memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi berbagai kebutuhan anak mereka.
Orang tua yang mengabaikan atau membiarkan anak tidak pernah memberikan nasihat, larangan, bahkan kasih sayang kepada anaknya. Dampaknya, anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang sangat rendah dan merasa tidak pernah bahagia. Selain itu, prestasi akademiknya juga kurang memuaskan dan tumbuh dengan perilaku yang juga kurang baik akibat kurangnya perhatian dari orang tua.