Embung Grigak, Embung yang Dibangun 40 Meter Dari Bibir Pantai
Kredit: Harian Nasional
Sebelum pembangunan Embung Grigak, petani di daerah pantai Grigak mengalami kekeringan tiap tahunnya. Wilayah pantai Grigak memang dikenal sebagai daerah yang tandus dengan kondisi tanah berkomposisi kapur hingga sulit untuk mendapatkan konten air yang memadai untuk tanaman. Petani harus menunggu datangnya musim hujan dan tidak bisa bercocok tanam sepanjang tahun, padahal secara geografis wilayah ini mempunyai tanah yang subur dan kaya akan mineral esensial serta level keasaman yang baik untuk tanaman. Berdasarkan riset yang sudah dilakukan tanah di kawasan Grigak cocok untuk tiga jenis tanaman buah yaitu alpukat, kelengkeng dan mangga.
Karena kondisi yang berpotensi besar ini, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) dan Yayasan Obor Tani (YOT) menginisiasi pembangunan Embung Grigak, menjadi satu dari 7 Embung Tadah Hujan yang dibangun oleh Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI). Embung yang mengisi air ini menadah hujan seluas 1 hektar dengan lapisan geomembran untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan Pantai Grigak, dengan harapan dapat membantu petani memenuhi kebutuhan air untuk pertanian, agar saat kemarau tetap ada persediaan air untuk tanah di daerah Grigak. Selain itu karena letaknya yang hanya 40 meter dari bibir pantai, tempat ini juga menjadi tujuan wisata, dengan pemandangan yang sangat indah. Keputusan yang dibuat warga menjadikan Embung Grigak menjadi tempat wisata menjadi sumber pendapatan alternatif. Embung ini diharapkan menjadi jawaban dari persoalan yang dihadapi warga setempat, membantu kesejahteraan dan memberikan manfaat ekonomi jangka panjang.
Artikel Terkait
