• Culinary
  • ·
  • 12 Oct 2023

Mengenal 8 Jenis Jamu Asli Jogja: Alami dan Berikan Banyak Manfaat

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi, termasuk dalam penggunaan jamu sebagai bagian penting dari perawatan kesehatan dan warisan nenek moyang. Warung jamu adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, dan mereka telah menjaga kesehatan masyarakat Nusantara selama berabad-abad. Salah satu warung jamu yang terkenal adalah Warung Jamu Ginggang.

Jamu Khas Jogja (sumber: wikipedia)

Mengenal Warung Jamu Ginggang

Warung Jamu Ginggang, seperti dilansir dari Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta, warta.jogjakota.go.id, pada tanggal 22 April 2023, berlokasi di Pakualaman, Yogyakarta. Warung jamu ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat dan sudah beroperasi selama beberapa generasi. Bahkan, sekarang mereka juga menjual jamu secara online untuk memenuhi kebutuhan pelanggan modern.


Alamat Warung Jamu Ginggang berada di Jalan Masjid No 32, Pakualaman, Yogyakarta, berjarak tidak jauh dari Istana Kadipaten Puro Pakualaman. Warung ini mempertahankan konsep kafé sejak tahun 1950, memastikan bahwa pengunjung merasakan nuansa asli dari masa lalu.


Generasi kelima pengelola Warung Jamu Ginggang, Ike Yulita Astiani, menceritakan bahwa pada tahun 1930-an, Mbah Joyo Tan Ginggang mendirikan warung jamu ini yang awalnya hanya beroperasi dengan sederhana di depan warung saat ini. Mbah Joyo Tan Ginggang mendapatkan izin dari Kadipaten untuk menjual jamu secara terbuka kepada masyarakat.


Warung Jamu Ginggang menyajikan berbagai macam jamu, mulai dari jamu beras kencur, kunyit asem, parem, pahitan, jamu sehat laki-laki, jamu pegel laki-laki, galian putri, galian singset, hingga jamu terlambat bulan. Dengan berbagai pilihan ini, Warung Jamu Ginggang tetap relevan dan menjadi salah satu tempat favorit untuk mendapatkan jamu tradisional yang kaya manfaat.


Ike menjelaskan bahwa salah satu ciri khas Warung Jamu Ginggang adalah penggunaan bahan-bahan alami tanpa bahan pengawet dan pemanis buatan. Mereka menggunakan gula pasir dan gula merah dalam pembuatan jamu, memastikan kualitas dan keaslian rasa jamu tradisional.

Jamu Khas Jogja (sumber: beautynesia)

Pandemi dan Minuman Empon-empon

Selama pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia menerima imbauan dari Presiden RI Joko Widodo untuk mengonsumsi minuman empon-empon, seperti kunyit asem, beras kencur, dan temulawak. Imbauan ini membuat penjualan jamu semakin meningkat. Ike mengatakan bahwa sejak saat itu, banyak orang datang ke Warung Jamu Ginggang untuk mencari minuman penyegar dan penambah imunitas.


Warung Jamu Ginggang bahkan menciptakan jamu khusus yang disebut "jamu corona," yang terbuat dari campuran beras kencur, kunyit asem, dan temulawak. Selama pandemi, penjualan jamu ini mencapai 100 hingga 200 gelas setiap harinya.


Resep Jamu Kunyit Asam

Jamu kunyit asam adalah salah satu jenis jamu yang sangat populer dan bermanfaat. Berikut adalah resep jamu kunyit asam:


Bahan - Bahan:

  • 1 kg kunyit

  • 1/4 kg asam jawa

  • 1/2 kg gula kelapa

  • 1/4 sendok makan garam dapur

  • 20 gelas air


Langkah Pembuatan:

  1. Kupas kunyit dan cuci hingga bersih.

  2. Haluskan kunyit dengan cara ditumbuk, diblender, atau diparut.

  3. Buang isi asam jawa.

  4. Didihkan air, lalu masukkan kunyit yang sudah dihaluskan, asam jawa, dan garam.

  5. Tambahkan gula kelapa dan kecilkan api.

  6. Aduk rebusan kunyit asam sambil sesekali diaduk hingga matang dan air sedikit menyusut.

  7. Matikan api dan biarkan kunyit asam dingin.

  8. Saring kunyit asam dalam wadah.

  9. Kunyit asam siap diminum. Kamu dapat menyimpannya dalam botol kaca di dalam lemari es dan mengonsumsinya baik hangat maupun dingin.


Resep Jamu Beras Kencur

Selain jamu kunyit asam, jamu beras kencur juga sangat terkenal dan memiliki beragam manfaat. Berikut adalah resep jamu beras kencur:


Bahan-bahan:

  • 200 gram beras organik

  • 1.500 ml air

  • 50 gram kencur

  • 15 gram jahe

  • 4 mata asam jawa

  • 300 gram gula kelapa

  • 1/2 sendok teh garam

  • 2 buah jeruk nipis

  • 1 lembar daun pandan


Langkah Pembuatan:

  1. Cuci beras hingga bersih, lalu rendam dalam air bersih selama satu malam.

  2. Cuci kencur hingga bersih, lalu blender bersama beras dan air.

  3. Cuci kunyit hingga bersih, lalu haluskan.

  4. Tuangkan jus beras dan kencur ke dalam panci.

  5. Tambahkan air, kunyit yang sudah dihaluskan, daun pandan yang sudah dicuci, gula kelapa, garam, dan asam jawa.

  6. Rebus campuran jamu dengan api kecil hingga mendidih sambil diaduk

  7. Tambahkan air perasan jeruk nipis.

  8. Matikan kompor dan angkat panci.

  9. Saring beras kencur.

  10. Jamu beras kencur dapat dinikmati hangat atau dingin.

Jamu Khas Jogja (sumber: kompas)

Filosofi Kesehatan dalam 8 Varian Jamu Gendong

Jamu gendong, minuman tradisional yang telah menjadi warisan budaya Indonesia, memiliki lebih dari sekadar rasa yang lezat. Di balik setiap tegukan jamu tersimpan filosofi yang unik, mencerminkan perjalanan kehidupan manusia dari masa kecil hingga kedewasaan. Delapan varian jamu gendong ini menghadirkan berbagai rasa, dari manis-asam hingga manis, seiring dengan perubahan tahapan hidup manusia. Mari kita selami filosofi yang terkandung dalam setiap varian jamu gendong:


  1. Kunyit Asam

Kunyit asam adalah simbol awal kehidupan manusia yang penuh dengan rasa manis dan asam. Ini menggambarkan masa bayi hingga masa pra-remaja, yang penuh dengan kepolosan dan keceriaan.


  1. Beras Kencur

Rasa sedikit pedas dalam jamu beras kencur melambangkan perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan. Ini mencerminkan fase ketika seseorang mulai merasakan dunia yang lebih kompleks, serupa dengan masa remaja.


  1. Cabe Puyang

Cabe puyang memiliki rasa pahit dan manis, mencerminkan fase dewasa dalam hidup manusia. Pahitnya mencerminkan pengalaman hidup yang beragam dan sering kali sulit, sementara manisnya mencerminkan harapan dan pencapaian yang dimiliki pada usia ini.


  1. Pahitan

Jamu dengan rasa pahit mengingatkan kita bahwa hidup tidak selalu manis. Kadang-kadang, kita harus menghadapi masa-masa sulit dan pahit dalam hidup.


  1. Kunci Suruh

Rasa jamu kunci suruh mengajarkan bahwa kesuksesan akan datang setelah melewati masa-masa pahit. Seperti kunci dan suruh (jamu tradisional lainnya), yang digunakan untuk memberi rasa pada makanan, hidup kita akan lebih baik setelah melewati tantangan.


  1. Kudu Laos

Jamu kudu laos adalah minuman penghangat yang mengajarkan bahwa dalam perjalanan hidup, kita juga harus menjadi penghangat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Ini mengingatkan kita untuk menjadi sumber kehangatan dan dukungan.


  1. Uyup-Uyup

Jamu uyup-uyup adalah minuman penetral dan rehabilitatif yang menggambarkan pengabdian dan kepasrahan diri. Ini mengajarkan kita untuk menerima keadaan dengan tulus dan berusaha untuk memperbaiki diri.


  1. Sinom

Sinom adalah jamu dengan rasa manis yang mencerminkan bahwa manusia harus kembali kepada Tuhan dalam keadaan fitrah. Ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga hubungan spiritual dan mencari kebaikan dalam hidup.


Ini adalah sebagian dari beragam jamu tradisional yang masih hadir dan menjadi bagian integral dari budaya Indonesia. Warung Jamu Ginggang di Yogyakarta adalah contoh nyata bagaimana tradisi ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan bagaimana jamu tetap relevan dalam menjaga kesehatan dan makna dalam kehidupan masyarakat.


Namun, selain jamu, Yogyakarta juga memiliki berbagai macam kuliner yang lezat dan menggugah selera. Salah satu kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke Yogyakarta adalah bakpia. Bakpia adalah kue basah yang terbuat dari tepung terigu, gula, dan telur, dengan isian beragam rasa. 


Salah satu bakpia yang cukup populer adalah Bakpia Kukus Tugu Jogja. Jika Kamu berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa untuk mencicipi Bakpia Kukus Tugu Jogja. Kamu bisa membeli Bakpia Kukus Tugu Jogja, yang tersebar di berbagai lokasi di Yogyakarta.