• Travel
  • ·
  • 19 Jul 2022

Memukaunya Keraton Jogja: Sejarah, Bagian, dan Harga Masuk

Tak hanya identik dengan kuliner Gudegnya, Kota Jogja juga kaya akan berbagai destinasi wisata budaya dan juga sejarahnya. Salah satu destinasi budaya yang wajib dikunjungi adalah Keraton Jogja yang menjadi ikon dari kota ini.


Baca juga: Kunjungi 5 Museum di Jogja Ini Agar Makin Cerdas 


Keraton Jogja adalah kediaman dari Raja sekaligus Gubernur Yogyakarta yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X. Letaknya yang berada di pusat wisata Kota Jogja, membuat keraton menjadi spot yang sering dikunjungi wisatawan.


Penasaran dengan sejarah lengkap mengenai Keraton Jogja? Simak ulasannya berikut ini!

Sejarah Keraton Jogja

Foto oleh @kratonjogja



Keraton Jogja didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I pada tahun 1755 silam. Keraton ini digunakan sebagai Istana oleh bangsawan Yogyakarta, keraton dibangun akibat adanya perpecahan Mataram Islam dengan adanya Perjanjian Giyanti pada saat itu. Keraton ini adalah pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat dari Kasunanan Surakarta (Kerajaan Surakarta). 


Keraton Jogja memiliki total wilayah dengan luas sekitar 184 hektar yang dibagi menjadi beberapa wilayah seperti area luar yang meliputi seluruh area di dalam Benteng Baluwarti, Alun-alun Lor, Alun-alun Kidul, Gapura Gladak, dan Kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta. Sementara itu untuk bagian dalam Kedhaton (Bangunan Inti Keraton) memiliki luas 13 hektar.


Keraton Jogja dan Keraton Surakarta memiliki fungsi sebagai tempat tinggal para raja dan keturunan mereka yang sampai saat ini masih menjalankan tradisi kesultanan. Hingga saat ini, Keraton masih aktif melakukan berbagai tradisinya seperti berikut ini:

  • Upacara Siraman Pusaka dan Labuhan

Upacara ini biasanya dilaksanakan selama dua hari saat memasuki bulan Suro dan hanya dilakukan secara tertutup oleh pihak Keraton Jogja dan juga abdi dalem. Jenis pusaka yang dibersihkan saat upacara ini pun sangat beragam.

  • Upacara Tumplak Wajik

Upacara ini biasanya berbarengan dengan acara Grebeg Muludan. Perbedaannya, upacara ini dilakukan sebagai sesi pembukaan di dalam halaman Magangan Keraton Jogja pada pukul 16.00.

  • Upacara Grebeg Muludan

Grebeg Muludan adalah upacara yang ditujukan sebagai rasa bersyukur terhadap Sang Pencipta. Acara ini biasanya diisi dengan  sesi iring-iringan berbagai gunungan yang terbuat dari hasil bumi dan makanan yang dibawa menuju Masjid Agung.

  • Upacara Nguras Enceh

Upacara yang satu ini juga hanya dilakukan saat memasuki bulan Suro, lebih tepatnya saat Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon. Tujuan dari Nguras Enceh adalah untuk membersihkan diri dari hati yang kotor dengan air dari empat gentong yaitu Nyai Siyem, Kyai Mendung, Kyai Danumaya, dan Nyai Danumurti.

  • Upacara Saparan

Upacara ini sering disebut dengan Bekakak yang bertujuan untuk menghormati arwah Ki Wirasuta dan Nyai Wirasuta sekeluarga yang menjadi abdi dalem dari Hamengkubuwono I yang paling disegani.

Bagian-bagian Keraton Jogja

Foto oleh @kratonjogja




Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti, berikut adalah bagian bagian Keraton Jogja:

  • Siti Hinggil Ler (Balairung Utara)

  • Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara)

  • Sri Manganti

  • Kedhaton

  • Kamagangan

  • Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan)

  • Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan)

Untuk mempermudah Anda dalam memahami bagian Keraton Jogja, berikut adalah denah lokasi dari seluruh area Keraton:

Foto oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta


Untuk area tempat tinggal Sri Sultan Hamengkubuwono X dinamakan Gedhong Kuning yang tidak bisa dikunjungi oleh wisatawan. Bangunan Gedong Kuning tersebut bergaya klasik dengan ornamen unik kuning keemasan dan ditinggali oleh Sultan beserta keluarga dan keturunan mereka.


Dibalik kemegahan dan keindahan Keraton Jogja, ternyata tempat ini juga memiliki cerita misteri yang banyak beredar di masyarakat. Salah satu cerita misteri yang paling populer adalah legenda antara Nyi Roro Kidul dengan keluarga Sultan Hamengkubuwono dan Pohon Beringin Kembar di Alun-Alun Kidul Keraton.

Lokasi dan Harga Masuk Keraton Jogja

Foto oleh @kratonjogja



Keraton Jogja berlokasi di Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, lokasinya sangat strategis terletak di pusat wisata Kota Jogja. Untuk sampai di Keraton, Anda bisa melalui rute Jalan Malioboro, lalu ke Selatan arah 0 KM sampai akhirnya menemukan Alun-alun Lor. 


Rute kedua untuk menjangkau Keraton Jogja adalah melewati Jalan KH. Wahid Hasyim dan berbelok ke arah Timur menuju kawasan Pakualaman. Rute ketiga untuk sampai di area Keraton adalah melalui Jalan Brigjen Katamso dan berbelok ke Timur menuju Jalan Wijilan.


Harga tiket masuk ke Keraton Jogja saat ini adalah Rp7.000 untuk wisatawan lokal dan Rp12.500 untuk wisatawan mancanegara. Jam buka wisata Keraton Jogja mulai pukul 08:00-14:00 WIB setiap harinya, tapi khusus hari Jumat buka pukul 08:00-12:00 WIB saja.


Demikian penjelasan mengenai Keraton Jogja beserta sejarah lengkapnya. Destinasi wisata yang satu ini tentu tak boleh Anda lewatkan saat berkunjung ke Jogja!